Jumat, 02 April 2010

Melamar



Malam Romantis di sebuah restoran Perancis. Diiringi musilk slow, ruangan yang tenang, cahaya lampu yang tidak terlalu terang, dan sedikit remang-remang. Dipadu dengan cahaya lilin dan sekuntum mawar merah di vas kaca ala restoran Perancis.
"Selamat malam, saya ingin pesan satu meja untuk dua orang." Karno de las Carbite yang telah berpakaian jas hitam lengkap dengan dasi kupu-kupu, sapu tangan putih yang diselipkan di saku kiri jas dan sepatu hitam mengkilat plus model rambut dan kumis tipis ala Alejandro de La Vega (Zoro) menghampiri resepsionis restoran untuk memesan meja.
"Meja delapan tuan, malam spesial tuan?" resepsionis restoran memberikan nomer meja dengan senyuman manis dan gaya yang sangat sopan.
"yah, begitulah kira-kira, mmm Sebenarnya ini."  Karno de las Carbite mengeluarkan sebuah cincin dari saku celananya dan menunjukkan pada Sang Resepsionis.
"Aku ingin melamar pacarku, tapi aku ingin membuatnya terkesan jadi mungkin anda bisa menolongku?" tambah Karno de las Carbite.
"Oo... ya ya ya, saya mengerti tuan, anda meminta saya menaruh cincin ini di dalam gela pasangan anda dan saat dia minum... waow perfect, dengan senang hati tuan." Resepsionis yang cepat tanggap tersenyum sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
"Terimakasih, nanti saat aku melambaikan tangan pastikan anda mengantar wine beserta musiknya, oke...!" Karno de las Carbite berlalu menuju mejanya setelah memberikan kedipan mata tanda deal dengan resepsionis restoran.
Duduk di bangku yag ditunjukkan resepsionis tadi, Karno de las Carbite sesekali melihat jam tangannya dan melihat ke arah pintu masuk kalau kalau pacarnya sudah datang. tampaknya masih cukup lama, karena dia datang satu jam lebih awal.
Tiga puluh sembilan menit berlalu, akhirnya penantian Karno de las Carbite berakhir juga. Seorang gadis cantik dengan gaun merah melangkah menuju pintu masuk restoran. Rambut hitam lurus berkilau terurai. dengan tambahan efect slow motion, langkahnya perlaha menuju Karno de las Carbite. Rambutnya sedikit berayun tertiup angin sebagai efek tambahan. Senyuman merekah dari bibir merahnya yang menggoda. Perlahan menuruni tangga dan...
"Awww... Ao...," gadisnya keseleo di anak tangga.
Karno de las Carbite yang melihat insiden itu segera menghampiri gadisnya dan segera memberikan pertolongan.
"Hany, Kowe baik2 saja to?" Tanyanya pada kekasihnya.
"No, I Think my leg be sprained, Oh... it's not good, Aoww... I think I can't walk Honey."Si gadis meringis kesakitan karena kakinya keseleo.
"Ora masalah hany, meskipun kowe ora biso mlaku amargo keseleo, hanymu iki siap ngendhong dirimu sampai ke meja kita." Karno de las Carbite berusaha menenangkan Elizabeth Soendary, Pacarnya yang keseleo dan membopongnya menuju meja mereka.
"I'm so sorry honey." Elizabeth Soendari meminta maaf pada Karno de las Carbite selama perjalanannya menuju tempat duduk.
Karno de las Carbite yang tidak merasa keberatan hanya manthuk-manthuk menyatakan semua itu bukan salahnya elizabeth Soendari lalu mendudukkan pacarnya di tempat duduknya. Dia juga sempat menawarkan untuk mengurutnya, tapi Elizabeth Soendari menolak dan mengatakan kalau dia baik-baik saja. Karno de las Carbite merasa lega meskipun sedikit khawatir dengan kondisi pacar semata wayangnya itu. Namun, melihat pacarnya yang sudah gak meringis kesakitan dia tersenyum.
"Kembali ke rencana sebelumnya." begitu pikir Karno de las Carbite, lalu dia melambaikan tangan ke arah resepsionis.
Tangap dengan apa yang dilihat, resepsionis segera memanggil pelayan dengan dua gelas kosong dan sebotol Wine, beserta seorang pemain biola yang sudah disediakan di restoran perancis.
Sigap dan tlaten keduanya bergerak dengan sangat profesional. Pelayan meletakkan gelas di depan dua sejoli yang sedang kasmaran itu, menuangkan Wine, lengkap dengan cincin di gelas si gadisnya. sementara Si pemain biola memainkan irama yang sangat romantis yang membuat keduanya sejoli itu terhanyut dan terlena terbawa suasana romantis.
"It's So Sweet, Honey." Elizabeth Soendari tersenyum manis dan memegang tangan Karno de las Carbite.
Kini keduanya saling berpegangan tangan dan saling bertatapan mata, seakan disana hanya ada mereka berdua. Membuat Karno de las Carbite lupa tujuan awalnya. Tapi untungnya dia kembali tersadar oleh suara pelayan yang menyodorkan buku menu.
"Mau pesan apa Hany?" Karno de las Carbite menanyai pacarnya.
"Up to You, Honey." jawab Elizabeth Soendari.
Karno de las Carbitepun memesan beberapa menu dan mengembalikan buku menu itu pada pelayan. Kemudian mereka kembali berpegangan tangan dan berpandangan mata.
Tidak menunggu lama pesanan pun datang. Pisau, seendok, garpu beraksi, beradu dengan makana yang tersusun rapi diatas wadahnya. Tampaknya hidangan yang dipesan Karno de las Carbite agak pedas sehingga Elizabeth perlu minum karena kepedasan. Namun, karena sangat panik elizabeth sundari tidak meraih gelas air putih yang berada di samping kiri, tapi meraih gelas wine yang berada di samping kanannya. Tergesa-gesa diteguknya segelas Wine itu dalam sekali teguk sehingga...
"Uhuk... Uhuk... help... help... uhuk...," tersedak! Elizabeth Soendari memegangi lehernya.
Karno de las Carbitepun segera membantu dengan menepuk-nepuk punggung pacarnya yang masih terbatuk-batuk sambil memberi aba-aba untuk mengeluatkannya.
Musik berhenti. Pemain musik dan pelayan yang membawa Wine berusaha menolong Elizabeth Soendari yang masih terbatuk-batuk. Karena menjadi panik, si pelayan menuangkan segelas Wine dan memberikannya pada Elizabeth Soendari dan,
"Glek glek glek...." Air masuk kedalam tenggorokan elizabeth Soendari.
Batuknya terhenti, dia bernafas lagi dan cincinnya tertelan. Karno de las Carbite yang menyadari apa yang terjadi, tidak percaya dengan apa yang baru saja dia alami. Gagallah reencana lamaran romantisnya.
"what is that? like a ring in my throat." Elizabeth soendari yang mengatur nafasnya bertanya-tanya pada Karno de las Carbite.
"Apa kau menelannya Hany?" Tanya Karno de las Carbite.
"Yes, Why? is it dangerous?" Elizabeth Soendari panik.
"No. But You right, it's a ring. I want propose you to marry me, whit romantic way, but... it... I'm sorry honey." Karno de las Carbite berusaha menjelaskan pada pacarnya.
Elizabeth yang mulai ngerti malah bertambah panik dan mencak-mencak," Lha njur piye mas? "
Pelayan dan pemain biola yang melihat perubahan bahasa pada dua sejoli yang baru saja mengalami tragedi yang memprihatinkan itu jadi kebingungan, saling berpandanga dan meninggalkan sepasang kekasih aneh itu.
"Yo ngenteni sesuk nek wis metu dek, nek lamaranku mbok tompo yo enggonen, nek ora yo simpenen wae." Kata Karno de las Carbite pasrah.
Lalu keduanya pun manyun berdua dan melanjutkan proses makan mereka sambil membayangkan peristiwa yang kira-kira terjadi besok pagi berdasarkan versi masing-masin.




terinspirasi dari Kejar tayang episode: "cincin kawin tertelan semua jadi tertekan" dan Spiderman 3