Minggu, 28 Februari 2010

Unforgettable moment between "Mas Nyoman" And "Pak Polisi"

Unforgettable moment between "Mas Nyoman" And "Pak Polisi" In Karang Anyar Tenteram...
Hari yang cukup panas, Mas Nyoman siswa STM yang baru menikmati masa sweet seventeennya, harus buru2 ke suatu tempat di Karanganyar untuk mengurus beberapa urusan yang berhubungan dengan tugas sekolahnya. Karena, Mas Nyoman bukan jagoan neon yang punya banyak lampu neon di kepalanya, maka dia mengajak temannya sesama siswa STM yang sama2 bukan jagoan neon.
Berbekal selembar STNK motor sebuah topi untuk menghindari panas, niat dan tekad, Mas Nyoman mengendarai Astrea Grand '96 milik bapaknya. Tanpa prasangka apapun Mas Nyoman ngacir dengan santai dengan temannya di pinggiran jalan raya yang lumayan HOT dan Rame rasanya. Namun, malang tak dapat ditolak, mujur tak boleh diraih. Segerombolan aparatur negara sedang beraksi di jalanan, melakukan razia, SEPERTI BIASA.... Menyadari kondisi membuat pikiran tidak tenteram di Kota Karanganyar Tenteram, Mas Nyoman tidak bisa lagi nyantai dan langsung ngacir. Dengan segera dibelokkanlah motornya 180 derajad berlawanan arah jarum jam dan tancap gas semampu motornya. Sesekali dia dan temannya menoleh ke belakang melalui sisi kiri, memastikan "Pak Polisi" tidak mengejarnya. Setelah merasa aman, karena tidak ketahuan pak polisi, keduanya tertawa berbahak-bahak dengan membanggakan aksi mereka yang baru saja mereka lakukan. Namun sayang, tiba2 dari sisi kanan terdengar suara klakson dan,
"Tepi mas!" Seorang polisi dengan mogenya memberi kode Mas Nyoman dan temannya  untuk menghentikan motornya.
"Tolong surat-suratnya mas!" Pak Polisi memulai interview perekrutan tersangka pelanggaran. Lalu Mas Nyoman menyerahkan STNK sambil mesam-mesem menahan malu.
"SIM-nya mana mas?" Pak Polisi kembali bertanya.
"Belum buat Pak." Jawab Mas Nyoman sambil garuk-garuk kepala.
"Sekarang, mari ikut ke kantor!" Pak Polisi membawa STNK Mas Nyoman dan tancap gas menuju pos Polisinya.
Sedangkan Mas Nyoman, menyadari kemungkinan yang mungkin bisa terjadi di Pos Polisi nanti, dia langsung cabut, pulang ke rumah. Berhubung di rumah tidak ada seorangpun, dia menclok di rumah Buliknya untuk pinjam uang. Maklumlah masih sekolah dan gak punya doku, dan biasanya kalau kena tilang pasti UUD, ujung-ujungnya duit.



Unforgettable moment between "Mas Nyoman" And "Pak Polisi" In Klaten Bersinar
Safety dalam berkendara mulai diperhatikan oleh Mas Nyoman yang sekarang sudah jadi calon AMd, alias kuliah di kota Jogjakarta. Berhubung harus mengerjakan tugas kuliah dengan teman sekelompoknya yang tinggal di Klaten, maka mau gak mau Mas nyoman harus menuju lokasi demi tugas kuliahnya. Dengan sebuah helm standart SNI seharga 125ribu, jaket yang lumayan tebal, dan surat-surat kendaraan yang menurutnya masih nyangkut di dompet kesayangaannya, Mas Nyoman mencium tangan Ibunya dan pamitan menuju Klaten. Setelah seharian penuh memeras otak, tiba saatnya Mas Nyoman kembali ke rumah, PULANG....
Tapi, dalam perjalanan pulang, dibawah langit mendung yang membuat kota klaten tidak nampak bersinar, sekumpulan Polisi menggelar razia di jalanan yang akan dilewati Mas Nyoman. Merasa ada yang tidak beres, diapun memeriksa dompetnya, karmas, SIM, KTP, ATM, Foto yayank, semua masih ditempatnya, tapi STNKnya dimana? berusaha mencari dan mengingat-ingat dimana dia menaruh STNK-nya, muka Mas Nyoman kehilangan sinar sumringah karena baru selesai mengerjakan tugas.
Kemudian dia teringat sesuatu dan mengirimkan sebuah SMS pada kakaknya di rumah. Ternyata dugaannya benar, keterangan yang dia dapat dari SMS balasan kakaknya, bahwa STNKnya ketinggalan di rumah. Awalnya dia ingin menunggu hingga razia selesai, tapi hari sudah hampir gelap, dan nyaris hujan. Akhirnya dia berusaha memutar otak untuk menghindari: surat tilang, penyanderaan Surat2 dan kehilangan uang. Dan Tiba2 "Thing..." sebuah ide yanag perlu dicoba muncul di otaknya.
Mas Nyoman melepaskan kait helmnya, membuka kancing jaketnya, melipat celana agak ke atas, pokoknya tampil seberantakan mungkin, lalu turun dari motornya dan mendorong motornya, berakting seperti orang yang motornya mogok. Pelan-pelan dengan gaya yang sangat meyakinkan Mas Nyoman mulai berjalan melewati area razia, sebentar2 dia melirik ke gerombolan Polisi, dan.... dan...
"Berhasil.. berhasil!!" Akhirnya Mas Nyoman selamat dari Pak Polisi....
"Selamat..."



Unforgettable moment between "Mas Nyoman" And "Pak Polisi" In Jogjakarta
Kalau lagi suntuk habis kuliah, enaknya jalan-jalan keliling kota naik grand '96. Itulah yang dilakukan Mas Nyoman dengan teman satu kosnya. Surat-surat lengkap, helm standart, dan pakaian seadanya. Asal bisa melepas lelah habis bunek seharian di kampus pokoknya. Tapi situasi jalannya, tidak mendukung untuk jalan pelan-pelan, jadi Mas Nyoman dan teman yang berada di boncengannya memutukan untuk sedikit ngebut, biar anginnya tambah silir. Hingga di sebuah Perempatan, Mas Nyoman tidak bisa menghentikan motornya ketika lampu lalu lintas tiba-tiba merah.
"Lho Mas, lampune merah je?" kata temannya.
"Halah, baru beberapa detik gak papalah, gak ada Polisi to?" Jawab Mas Nyoman dengan santainya.
Lalu saat mengecek Spedometer motornya, didapatinya kalau bensinnya hampir habis, lalu dia berbelok ke SPBU yang kebetulan ada di dekat jalan.
"Mas kita tadi diikuti Pak Polisi lho." kata temannya.
"Apa iya? Lha Polisinya mana?" tanya Mas Nyoman.
"Itu lho Mas yang pake motor gedhe, tadi ngikuti kita, tapi gak lihat waktu kita belok ke Pom Bensin. Lha itu Bapaknya balik lagi kesana." Tambah temannya.
mas Nyoman hanya bisa ber-Oo... panjang sambil menertawakan Pak polisi yang nampak celingukan dan gagal menemukan buruannya, bersama temannya di pangkalan SPBU.