Rabu, 23 Desember 2009

Rokok mencerdaskan kehidupan bangsa…

Pernah suatu ketika seorang guru memergoki muridnya merokok di toilet, seperti maling yang hamper ketangkep massa, si bocah segera mematikan rokoknya dan berusaha mengeluarkan jurus langkah seribu, tapi berhubung pak guru punya jurus yang lebih hebat, bernama jenggitan kuping maut, maka telinga si bocah malah kecantol di telunjuk dan jempol tangannya pak guru. Dan seperti biasa, banyak alas an, pembelaan dan pembelaan diri agar tidak dihukum pak guru. Bagusnya, si bocah cukup cerdas saat membuat alas an saat mengalamin proses interogasi di meja kotak.
“Kamu itu, masih kecil sudah merokok?” Tanya pak guru sambil nunjuk2 ke mukanya si bocah.
“Berarti kalo udah gede boleh.” Jawaban bocah tapi Cuma di dalam hati.
“Bapak kan sudah bilang, dilarang merokok di sekolah!” pak guru nambahi kalimatnya.
“Artnya di luar sekolah gak papa merokonya.” Si bocah nyaut lagi, tapi Cuma di dalam hati.
“Kamu tahu akibatnya bla bla bla….” Pak guru menjelaskan selayaknya dokter spesialis paru2 yang merangkap sebagai petugas rongent dan seluruh staf rumah sakit beserta penggali kubur mudin dan kelurga yang ditinggalkan.
Namun semua itu gak ngefek sama sekali, lah pak guru juga ngrokok di kantor, di kantin dan di kelas….. ditambah lagi si bocah adalah penggemar acara sepak bola yang biasa disponsori oleh rokok merk koyo biasane kae, sekaligus pendukung temen2nya yang pingin menjadi pebulu tangkis nasional yang mengharumkan nama bangsa (katanya, padahal baunya yo sama saja) dan sekligus membantu teman2nya untuk lebih berprestasi. Jadi pak guru merongrong, rokok jalan terus.
Bayangin saja, berapa banyak pertandingan sepak bola nasional yang berjalan lancar akibat sponsor dari perusahaan rokok, lha kalo gak ada yang kebal kebul ngisap rokok, gimana bisa dapat duit untuk jadi sponsor copa ini, liga itu, hingga kae2 soccer.
Terus beasiswa buat beberapa pelajar, hingga mahasiswa yang sekian banyak orang, yang jumlahnya guedhe salah satunya juga dari perusahaan rokok. Mereka bisa berprestasi, dengan bantuan duit hasil njual produk rokoknya, lha wong perusahaan rokok, darimana dapat duit kalo bukan dari dodolan produk yang dihasilkan. Jadinya semakin banyak yang merokok maka semakin banyak pendapatan perusahaan rokok dan semakin besar jumlah beasiswa untuk pelajar dan mahasiswa, banyak cabang olahraga dapat diselenggarakan, dan banyak juga pendapatan negara kita, lha wong rokok itu ngasih pendapatan yang seabreg juga buat negara.
Makanya, kalau ada yang bilang stop merokok dkk itu berarti bakal menghambat apa2 yang di atas tadi. Lagi pula iklan rokok juga gak ada yang jelek, malah mas2nya yang jadi bintang iklan rokok juga gagah2, gak ada yang mengkis2, atau kurus kering kaya orang busung lapar. Bahkan, isi dari iklan rokoknya sendiri menunjukkan hal yang positif, seperti keberanian, ketangguhan, semangat, pantang menyerah dan sebagainya.
Sing kagungan produk juga aneh, laha wong jualannya rokok, tapi di bungkusnya ada tulisan: merokok dapat menyebabkan kanker...... pokoke akeh, yang buruk2. yah meskipun begitu tetap saja, yang beli gak sempet baca. Tulisannya wae kecil2, gak menarik. Ditulisi begitu saja masih pada beli, apalagi dikasih hadiah... raiso dibayangne pren. Embuhlah....