Rabu, 23 Desember 2009

JARKONI......

Setahun yang lalu, ya bulan2 desember begini, banyak temen2 yang ramai2 berdemo menyampaikan aspirasinya pada pemerintah, alias demonstrasi menentang yang namanya BKM atau bantuan khusus mahasiswa. Menurut teman2 yang berorasi itu, BKM adalah suatu bentuk pembodohan pada mahasiswa, gak jelas maksudnya dan apalah pokoknya gak baguslah. Tapi anehnya, setelah mereka gembar-gembor dengan berbagai slogan, gak peduli panas, hujan, becek, dan uang BKM itu cair, ternyata mereka-mereka juga yang nerima. Bahkan ada salah seorang temanku yang ikut koar koar, menolak dana pembodohan itu, malah ngajuin surat permohonan BKM. Gubrakkkkk.... Tapi gak tahu dia dapat apa tidak, malah aku yang gak repot2 ngajuin alias nyante kebut2 masuk dalam daftar penerima BKM, kok aneh ya?
Nah waktu mau ngambil yah, awalnya aku juga ragu2, lha wong temen2 pada menolak, masak aku mau ngambil, yah meskipun tidak berpartisipasi dalam demonstrasi, mungkin dengan tidak mengambilnya akan membantu tujuan pembodohan terhadap mahasiswa. Tapi akhirnya setelah diskusi agak panjang dengan salah satu teman yang ikutan demo, aku ambil juga tu duit BKM, namanya juga mahasiswa, yang namanya duit, kayak semut lihat gula, langsung sikattt. (tapi tidak semua mahasiswa seperti ini).
Kira2 beginilah proses percakapan tersebut:
Mai pren (baca my friend) dan aye (baca i)
Mai pren: mau ngambil dana BKM gak?
Aye: emang masih bisa? Kan udah telat temponya.
Mai pren: yah dicoba aja, daripada mubazir.
Aye: tapi kemarin kan temen2 pada demo soal tu duit, gimana?
Mai pren: kalau gak diambil entar disalah gunain sama orang yang gak berhak menerima.
Aye: berarti kita bantu orang untuk korupsi, artinya kita gak membantu pemerintah memberantas korupsi ya?
Lalu kita berangkatlah dengan bebek grand 1994. Setelah sempat kesasar ke kamar yang salah, nyampailah di kamar yang tepat, disitu aku lihat banyak mas2 dan mbak2 yang klemarin2 teriak2 di panas2, juga ngambil dana pembodohan itu. Anehnya saat mengambil dana itu, muka mereka biasa2 aja, bahkan ada yang tampak sangat bahagia. Kok gitu ya?
Hingga akhirnya sebuah statement muncul dari otakku yang gak seimbang, bahwa sepintar-pintarnya mahasiswa, masih pinter juga pemerintah. Kalau mahasiswa teriak2 soal duit, tutup mulut mereka dengan duit tadi, pastilah diam. Efektif juga. Whatever.....