Minggu, 19 Juli 2009

maaf

Bagi sebagian besar dari kita mungkin akan sangat familiar dengan aktivitas “maaf” baik dalam memberi atau meminta maaf. Tapi kadang atau bahkan malah sering kali kita begitu sulit untuk meminta maaf, karena beberapa alasan. Bahkan ada sebagian dari kita yang tidak bisa meminta maaf atas kesalahan kita. Tahukah teman-teman, bahwasanya:

“Dengan meminta maaf seseorang tidak akan menjadi tingi atau rendah, tetapi dengan memaafkan, seseorang akan menjadi bijaksana.”

Maafkanlah...
Mungkin tidak akan ada yang mengatakan kita bijaksana ketika kita memaaafkan, tapi kita akan merasakan sesuatu yang luar biasa saat kita memberikan maaf pada seorang. Dengan memberi maaf kita kita telah menyenangkan hati seseorang dan memberikan awal cerita yang baru antara pemaaf dan peminta maaf.
Namun, memaafkan kadang terasa sangat berat bagi kita terlebih pada orang yang telah melakukan kesalahan yang sangat besar, membuat kita trauma, hingga dengan tegas, tanpa pikir panjang kita katakan, “tiada maaf bagimu!”
Memang sulit untuk memaafkan dalam posisi seperti itu, mungkin kita akan berpikir berkali-kali, penuh pertimbangan dan bahkan tak memberi kesempatan. Namun coba kita tempatkan diri kita pada si peminta maaf, dia sudah mencoba memberanikan diri, mengumpulkan keberanian, meletakkan seluruh egonya demi sebuah maaf dari kita. Bisa jadi Penyesalan dan rasa sakitnya lebih dalam dari trauma yang kita rasakan saat dia melakukan kesalahan. Mungkin dia merasa sangat menyesal karena telah membuat kita menderita, sakit dan rapuh. Meskipun keadan kita masih lebih baik dari si peminta maaf.
Saat kita tidak memaafkan, kita justru telah membuat kesalahan pada si peminta maaf karena menyakiti perasaannya. Bayangkan betapa sakitnya dia. Bagaimana jika dia putus asa dan tidak bisa melakukan aktivitas dengan baik. Bayangkan jika pikirannya tertutup, lalu dia mengakhiri hidupnya karena tiada maaf baginya. Bayangkan jika di akherat dia harus merasakan panas neraka karena tiada maaf dari kita. Atau bayangkan yang lebih parah, hatinya menjadi keras dan tidak mengenal kata maaf bagi orang lain.
Teman-temanku yang baik kembali kutuliskan bahwasanya

“Dengan meminta maaf seseorang tidak akan menjadi tingi atau rendah, tetapi dengan memaafkan, seseorang akan menjadi bijaksana.”

Jadilah seorang pemaaf, Sebelum kita menjadi orang yang perlu dimaafkan.

Meminta maaf.....
Inilah pekerjaan yang gampang-gampang susah. Sebagian dari kita akan sangat mudah meminta maaf, atau bahkan sudah menjadi kebiasaan atau sekedar formalitas saat menutup pidato atau presentas, bahkan ada yang sama sekali tidak pernah meminta maaf karena tidak melakukan kesalahan kita.
Janganlah kita merasa bersih. Coba kita cermati saat kita bercanda, bergurau dengan teman-teman kita. Kita sering meledek meski hanya sekedar guyonan, atau kita sering mencela, memanggil dengan nama panggilan yang kurng dia sukai de el el. Saat itu, mungkin teman kita Cuma senyum-senyum, tapi hati orang siapa tahu? Bagaimana jika kata-kata yang kita anggap biasa menjadi hal yang sangat sensitif bagi teman kita. Dia tidak menunjukkan ketidaksenangan saat bersama kita, tapi dia akan berkoreksi saat dia sendiri. Bagaimana jika, rasa itu terpendam dan terpupuk menjadi bom yang bisa meledak kapan saja? Bagaimana jika itu membuatnya tidak percaya diri de el el.
Contoh lain, misalnya saat kita meminjam sesuatu tanpa bilang pada si pemilik, atau meminjam dalam waktu lama. Mungkin si empunya diam saja, tapi hatinya nggrundel. Jadinya kita malah membuat orang lain berprasangka tidak baik secara tidak langsung. Jadi tidak ada salahnya untuk meminta maaf untuk kesalahan yang kecil hingga yang buesar.
Tapi perlu kita ingat juga, bahwa meminta maaf bukan sekedar mengatakan, “soir ya?” tapi juga harus dari hati, dari kesadaran kita bahwa itu kurang baik, tidak benar dan harus diluruskan, agar pertemanan kita bisa terus berjalan tanpa prasangka dan penuh kebahagiaan, lagipula:

“Dengan meminta maaf seseorang tidak akan menjadi tingi atau rendah, tetapi dengan memaafkan, seseorang akan menjadi bijaksana.”

So, siapapun kalian yang membaca tulisan ini, maafkanlah aku, jika setiap huruf yang kutulis menimbulkan perasaan, sikap, akibat dan perilaku yang tidak baik pada temen-temen semua. Makacih  n see you........!!!!!!